Sebagai investor, penting untuk mengetahui apakah suku bunga naik atau turun. Mengapa? Perubahan suku bunga berdampak pada kinerja saham dan obligasi. Ke mana arah tarif, bersama dengan tujuan dan toleransi risiko Anda, dapat memengaruhi cara Anda mendiversifikasi portofolio Anda.
Mari kita lihat bagaimana kenaikan suku bunga dapat memengaruhi investasi dan strategi Anda untuk membantu mempertahankan portofolio Anda dalam iklim ekonomi seperti ini.
Obligasi See-Saw
Umumnya, harga obligasi dan suku bunga bergerak berlawanan arah ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun. Pikirkan seperti ini: Katakanlah, Anda memiliki pilihan obligasi $1.000 yang membayar bunga 2% atau obligasi yang membayar 3%. Semua hal lain dianggap sama, mana yang akan Anda pilih? Tingkat bunga yang lebih tinggi dapat membuat obligasi dengan imbal hasil lebih rendah kurang menarik bagi investor, yang menyebabkan harga turun
Tidak semua obligasi bereaksi dengan cara yang sama terhadap perubahan suku bunga. Beberapa lebih sensitif tergantung pada jenis ikatan atau kualitasnya. Misalnya, obligasi korporasi biasanya memiliki tingkat kupon (bunga) yang lebih tinggi, yang umumnya membuat obligasi tersebut kurang sensitif dibandingkan U.S. Treasuries. Ini karena obligasi dengan kualitas lebih tinggi cenderung lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga. Jadi, jika Anda memiliki obligasi korporasi dengan peringkat AAA, Anda mungkin melihat perubahan harga yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi dengan peringkat AA.
Obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek (maturitas) biasanya kurang terpengaruh oleh perubahan kurs juga. Menurut bagan ini dari Charles Schwab, kenaikan 1% dalam suku bunga dapat menyebabkan penurunan 1% dalam harga tagihan Treasury satu tahun. Semakin lama jatuh tempo, semakin besar pengaruh kenaikan suku bunga terhadap harga obligasi. Kenaikan 1% yang sama dalam suku bunga dapat berarti penurunan 5% dalam harga obligasi lima tahun atau penurunan 16% pada harga obligasi 20 tahun.
Salah satu cara untuk berpotensi membantu meminimalkan risiko kenaikan suku bunga adalah dengan membuat tangga obligasi, yang melibatkan memiliki beberapa obligasi dengan tanggal jatuh tempo yang berbeda. Pendekatan diversifikasi ini memungkinkan investor untuk memiliki berbagai obligasi dengan berbagai jatuh tempo sehingga ketika suku bunga berubah, setiap obligasi akan terpengaruh secara berbeda. Selain itu, saat setiap “anak tangga” di tangga matang, Anda dapat membeli yang baru dengan hasil yang lebih tinggi, dengan asumsi tarif masih naik. Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan reksa dana obligasi terdiversifikasi atau dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).
Efek Riak Pada Saham
Ketika suku bunga naik atau jika investor mengantisipasi kenaikan, banyak yang akan menjual obligasi atau sebagian obligasi mereka untuk menghindari jatuhnya harga dan membeli saham. Ini biasanya menghasilkan saham naik sementara obligasi jatuh. Seperti obligasi, tidak semua saham bereaksi dengan cara yang sama terhadap kenaikan suku bunga. Faktanya, beberapa sektor secara historis berkinerja baik selama periode kenaikan suku bunga. Misalnya, bank biasanya memiliki pendapatan yang lebih kuat karena mereka dapat mengenakan biaya lebih banyak untuk layanan mereka. Naiknya suku bunga juga cenderung mendukung nilai saham daripada saham pertumbuhan karena cara banyak investor menghitung nilai intrinsik saham. Naiknya suku bunga membuat para investor ini menuntut lebih banyak dolar investasi mereka, sehingga mereka biasanya akan beralih ke saham yang memiliki sejarah pertumbuhan pendapatan. Tentu saja, kinerja masa lalu bukanlah indikator hasil di masa depan.
Namun, seiring waktu, kenaikan suku bunga dapat berdampak negatif pada harga saham. Suku bunga yang lebih tinggi membuatnya lebih mahal untuk meminjam uang. Bisnis yang tidak ingin membayar biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menunda atau mengurangi proyek. Hal ini, pada gilirannya, dapat memperlambat pertumbuhan perusahaan dan mempengaruhi pendapatannya. Harga saham perusahaan umumnya turun ketika pendapatannya menurun.
Juga, kenaikan suku bunga meningkatkan tingkat margin atau tingkat di mana pedagang meminjam uang untuk memperdagangkan saham. Tarif yang lebih tinggi membuat perdagangan dengan margin kurang menguntungkan, dan banyak pedagang sering mengurangi jumlah margin yang mereka gunakan, yang berarti ada lebih sedikit permintaan untuk saham.
Terakhir, kenaikan suku bunga biasanya menyebabkan dolar lebih kuat, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada harga saham perusahaan multinasional karena menjadi lebih mahal untuk melakukan bisnis di beberapa negara.
Saat Anda meninjau portofolio Anda, periksa untuk melihat di sektor mana saham Anda berada. Sebaiknya hindari terlalu banyak berinvestasi di satu area pasar tertentu. Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan reksa dana saham atau ETF yang terdiversifikasi.
Portofolio untuk Semua Musim
Pasar keuangan dan suku bunga bergerak dalam siklus, dan tidak ada yang tahu pasti berapa lama tren naik atau turun bisa berlangsung. Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dapat membantu Anda mengejar tujuan keuangan Anda.